|
Senin,
8 Januari 2001 Pegawai
PU Tewas Tertembak, Penembakan Warga Sipil Meningkat Tajam Reporter:
FZ. Marhaban AcehCenter
– Kota Banda Aceh kemarin (7/1)
diguncang oleh berita kematian akibat peluru. Aksi yang sama juga terjadi
di Aceh Besar dan Aceh Utara. Masing-masing 'menyumbangkan' satu nyawa. Adalah
Sudi Rasmono (33), pegawai harian PU Binamarga Tingkat I Aceh, ditemukan
tewas di depan meunasah Al-Ikhlas, Desa Ilie, Kecamatan Syiah Kuala, Banda
Aceh, sekitar pukul 06.00 Minggu (7/1) kemarin. Korban mengalami enam luka
tembak di bagian tubuhnya.
Korban
ditemukan tergeletak di depan meunasah Al-Iklas yang hanya berjarak
sekitar
250 meter dari rumah korban. Saat ditemukan dalam posisi telungkup
di pinggir parit badan jalan dan kedua tangannya diborgol ke belakang. Informasi
tewasnya korban berasal dari laporan masyarakat ke petugas PMI markas
daerah Aceh. Tak lama kemudian, mereka meluncur ke lapangan untuk
mengevakuasi jenazah korban yang belum dikenali. Demikian dituturkan Putra,
salah seorang anggota Tim siaga PMI markas daerah ini. Kala
itu di tubuh korban masih melekat pakaian lengkap kemeja berwarna biru
motif bunga-bunga dan celana dari bahan kain berwarna biru muda. Selain
itu di dekat tubuh korban ditemukan barang bukti berupa dua buah
selongsong dan sebutir proyektil. Dr
Aidarus saat dimintai keterangannya, di Kamar jenazah RSU Zainoel Abidin
menyebutkan, korban meninggal sekitar sembilan jam dari ditemukan. Korban
mengalami luka tembak di bagian perut, paha sebelah kanan, lengan, dan
pinggul masing-masing di sebelah kiri dan kanan. "Bagian-bagian yang
terkena peluru bukan bagian yang vital, kalau korban cepat tertolong
mungkin masih Insya Allah bisa diselamatkan," lanjutnya. Usai
disemanyamkan di Kamar Jenazah Instalasi RSU Zainoel Abidin, jenazah
korban diantarkan ke rumah duka di Dusun Meunasah Tuha, Desa Ilie, Syiah
Kuala, Banda Aceh. Sementara
itu, sekitar pukul 10.30 kemarin jenazah korban diantarkan ke rumah duka
di kawasan Ilie. Suasana haru biru mewarnai rumah duka yang sangat
sederhana itu. Korban meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak
masing-masing Jerry (7), Tia (4), dan Jimmy (2). Menurut
penuturan Sri Oktaviani, istri korban, menyebutkan, sebelumnya suami
keluar dari rumah seusai shalat Magrib. Kala itu ia dipanggil ke rumah
oleh rekannya, setelah berbincang-bincang sebentar di luar kemudian mereka
keluar untuk minum kopi yang tak jauh dari rumah. Lalu sampai pukul 23.00
ia baru sadar kalau suaminya belum pulang. "Dan saya coba menunggu
sampai esok paginya datang berita dari PMI bahwa abang sudah tiada,
begitulah yang bisa saya bilang," ujar istri korban yang juga pegawai
Kanwil Kehakiman Aceh sambil menyeka air mata. Ironisnya
korban dikenal sebagai yang baik dan sangat ramah dengan masyarakat
sekitar. Keluarga korban sudah menetap di sana sejak tahun 1991 dan
selalu baik terhadap masyarakat. Bahkan dalam waktu dekat ia akan
dicalonkan menjadi keuchik di kawasan itu. "Tapi apa mau dibilang ada
juga orang yang tega menghabiskan nyawa ayah dari anak yang masih
kecil-kecil ini," ujar seorang warga. Di
Aceh Besar, Rasyid (45), warga Sibreh, Kecamatan Suka Makmur, juga
dilaporkan tewas ditembak orang tak dikenal (OTK) Sabtu malam sekitar
pukul 21.30 WIB, kata seorang pejabat polisi setempat. Dijelaskan,
korban Rasyid yang menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Umum
Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh itu, ditembak di kawasan Aneuk Galong,
Aceh Besar --tidak jauh dari rumahnya-- oleh sejumlah orang sipil
bersenjata. Korban Rasyid, lanjutnya, meninggal dunia akibat pendarahan
serius setelah badannya ditembus sebutir timah panas yang mengenai bahu
kiri tembus ke dada sebelah kanan. Sejak
1 Januari 2001, sedikitnya lima warga masyarakat di wilayah hukum Polres
Aceh Besar yang membawahi Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar, telah
menjadi korban tindak kekerasan bersenjata oleh pelaku kejahatan
kemanusiaan. Wakasub
Satgaspen Operasi Cinta Meunasah (OCM)-I, Ajun Komisaris Besar (AKB) Pol.
Yatim Suyatmo, mengatakan, dalam sepekan terakhir tercatat penembakan
warga sipil oleh OTK merupakan kasus yang cukup menonjol di kawasan Kota
Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar. Seorang
penduduk Desa Meunasah Dayah Kecamatan Lhoksukon, Aceh Utara, M Nasir (30)
meninggal tertembak di Simpang Peureupoek Kecamatan Syamtalira Aron, Sabtu
(6/1). Kapolres menyebutkan korban adalah anggota GAM yang tertembak dalam
kontak senjata dan diwarnai aksi pengejaran. Namun GAM membantahnya. Kapolres
Aceh Utara Ajun Komisaris Besar Drs Wanto Sumardi SH mengungkapkan, aparat
gabungan mendapat informasi bahwa sejumlah anggota GAM sedang berkumpul di
jembatan Keureuto dan sedang merencanakan penyerangan terhadap Polsek dan
Koramil Tanah Pasir. Didampingi
Pabungpen Ajun Komisaris Abdi Darmawan SH, menambahkan kedatangan aparat
tersebut disambut dengan tembakan hingga memancing kontak senjata selama
15 menit di Desa Geulanggang Baro, Tanah Pasir. Kelompok
penyerangan kemudian melarikan diri ke Simpang Dama Kecamatan Syamtalira
Aron. Aparat yang melakukan pengejaran, ujar Kapolres, kembali terlibat
baku tembak di Simpang Peureupoek. Dalam insiden bersenjata kali kedua
itulah M Nasir meninggal dunia dengan luka tembak. Korban yang merupakan
warga Lhoksukon itu kemudian dievakuasi ke rumah sakit. Kendati
korban meninggal, tapi menurut Kapolres aparat tidak menemukan senjata
pada diri M Nasir. "Di sekitar lokasi, kami menemukan beberapa butir
selongsong peluru jenis AK-47," katanya. Sementara
Wakil Panglima GAM Wilayah Pase, Sofyan Daud, membantah keterangan
Kapolres. Menurutnya, pihak GAM tidak terlibat kontak senjata dengan
aparat baik di Kecamatan Tanah Pasir maupun di Syamtalira Aron. Ia juga
mengaku M Nasir yang menjadi korban bukan anggotanya. Dikatakan
Sofyan Daud, Sabtu (6/1), aparat melakukan razia di Desa Geulanggang Baro,
Tanah Pasir. Dalam razia tersebut, aparat melakukan pengejaran terhadap
satu orang pengemudi RBT (ojek) yang dinaiki M Nasir. "Korban
ditembak di Simpang Peureupoek. Sementara pengemudi RBT berhasil melarikan
diri," ungkap Sofyan Daud yang menyesali peristiwa yang menelan
korban tak bersalah itu terjadi. n/SI |
Indeks
Mahfud MD: RI dan GAM Akan Bicarakan Otonomi Selasa,
7/01/ 2001 AGAM: Warga Non Aceh Berhak Tinggal di Aceh Jum'at, 5/01/2001 RI-GAM
Jangan Kedepankan Emosi dan Ambisi Rabu, 11/10/2000 Minggu, 8/10/2000 Minggu, 8/10/2000 Sabtu, 7/10/2000 Jum'at, 6/10/2000 Jum'at, 6/10/2000 Kamis, 5/10/2000 Kamis,
5/10/2000 Kamis,
5/10/2000 Rabu, 4/10/2000 Rabu,
4/10/2000 Rabu,
4/10/2000 Selasa,
3/10/2000 Selasa,
3/10/2000 Selasa,
3/10/2000 Senin,
2/10/2000 Minggu,
1/10/2000 Minggu,
1/10/2000
| |||||||||||||
©2000, AcehCenter.s5.Com Pusat Informasi dan Kampanye untuk Aceh |