|
Jum'at, 5/01/2001 RI-GAM
Jangan Kedepankan Emosi dan Ambisi Reporter:
FZ Marhaban Aceh Center -Dialog
yang saat ini tengah berlangsung di Davos, Swiss, antara RI-GAM,
semestinya dapat menghasilkan solusi agar konflik Aceh bisa segera
berakhir. Setidaknya dapat mengurangi entisitas ketegangan yang yang
selalu mengorbankan rakyat. Pendapat
tersebut diungkapkan oleh tiga tokoh masyarakat masing-masing Tgk Imam
Suja', Iqbal Faraby, dan Aguswandi BR, atas dialog yang akan digelar pada
6 sampai 8 Januari 2001. Dalam
paparannya kepada AcehCenter, Ketua MUI Imam Suja' mengatakan, dialog kali
ini diharapkan menjadi salah satu jalan keluar sebagai pengakhir konflik
Aceh. "Yang paling penting kedua belah pihak baik RI maupun GAM bisa
memanfaatkan kesempatan ini untuk mencari titik temu yang diinginkan,"
tegas Imam. Diakuinya,
memang sangat sulit untuk menyatukan kedua belah pihak dimana yang satu
menginginkan merdeka sedangkan di pihak lain menghendaki tetap bergabung
dengan RI. Namun, bila keduanya beriktikad untuk mengakhiri penderitaan
rakyat, justru semestinya mereka menemukan dengan segera dapat merumuskan
formula terbaik yang diterima keduanya. "Saya
yakin keinginan (yang bertolak belakang) ini memang sulit untuk disatukan,
tapi suatu saat akan datang sebuah mukzizat dari Allah. Semoga Allah akan
memberikan taufiq dan hidayah-Nya kepada penguasa-penguasa dalam
penyelasaian masalah ini," kata Imam yang juga ketua DPW
Muhammadiayah Aceh. Lebih
lanjut, Imam Suja' mengatakan, siapapun seharusnya melihat bagaimana
penderitaan rakyat Aceh yang sudah cukup lama yang membuat ketakutan bagi
semua masyarakat di Aceh. Seperti ada sebagian masyarakat yang sudah
hijrah dan enggan kembali lagi ke Aceh karena situasi yang kurang
menguntungkan terus terjadi. "Sekarang mengharapkan rahmat Allah.
Selaku orang muslim, kita tidak boleh berputus asa. Insya Allah ini akan
ada titik temu bila kita ikhlas berdialog," katanya. Lebih
dari itu ia mengharapkan agar semua masyarakat bisa lebih tawakal, dan
bersatu memperbaiki kondisi ini. "Dari pihak ulama kita sudah dari
dulu mengimbau agar dilakukan dialog dan musyawarah. Meskipun belum ada
titik temu, namun dari dialog yang telah dilakukan setidaknya telah
mengurangi kemelut," katanya. Dampak
yang sangat terasa terutama bagi rakyat jelata adalah terganggunya
perekonomian dan sektor pendidikan. Bagaimana mungkin dua sektor itu
berjalan jika teror dan kekerasan masih berlangsung. Ketakutan yang
berkepanjangan telah mengakibatkan enggan rakyat beraktivitas, otomatis
perkeonomian teganggu. Sehingga yang terugikan adalah rakyat juga. "Jadi
kalau sempat terjadi macet pendidikan karena kondisi keamanan, maka
bagaimana nasib masa depan dari generasi kita," kata Imam. Dalam
kesempatan terpisah, hampir senada dengan itu juga dituturkan Iqbal Faraby,
dan Aguswandi BR. Menurut Iqbal, ia memandang baik kesepakatan antara RI-GAM
untuk berdialog kembali. Namun sebelum dialog digelar ada beberapa
prasyarat yang harus dipenuhi. Yakni mengurangi peningkatan konflik di
lapangan baik secara fisik maupun kontak senjata, sweeping oleh kelompok
sipil, dan acaman pemberlakuan darurat.
Karena toh, kedua belah pihak harus merasa bertanggungjawab untuk
mengakhiri penderitaan rakyat, bukan justru memperpanjanganya. Iqbal
menyatakan dia belum melihat adanya sebuah niatan baik untuk menemukan
kesepakatan yang ditawarkan oleh kedua pihak. Sehingga sulit meramalkan
apa yang akan menjadi solusi dalam dialog RI-GAM itu. Walau demikian, ia
berharap kedua belah pihak harus mengusung kepentingan rakyat di atas
kepentingan kelompoknya. "Jika tidak demikian, maka terbukti bahwa
klaim masing-masing pihak selama ini bahwa kelompoknya sedang
memperjuangkan kepentingan rakyat adalah jargon politik belaka, Bohong
semua itu!" tegas Iqbal. Bagaimana pendapat Aguswandi? "Saya kira kedua belah pihak jangan sampai memasang harga mati. Jangan kedepankan emosional pikirkan juga nasib rakyat Aceh yang kian menderita".
Menurutnya,
apa-apa yang akan dibicarakan di dalam dialog harus dirancang lebih dulu
sehingga hasilnya bisa lebih implementatif dan bisa diterapkan di lapangan.
n |
Indeks
Rabu, 11/10/2000 Minggu, 8/10/2000 Minggu, 8/10/2000 Sabtu, 7/10/2000 Jum'at, 6/10/2000 Jum'at, 6/10/2000 Kamis, 5/10/2000 Kamis,
5/10/2000 Kamis,
5/10/2000 Rabu, 4/10/2000 Rabu,
4/10/2000 Rabu,
4/10/2000 Selasa,
3/10/2000 Selasa,
3/10/2000 Selasa,
3/10/2000 Senin,
2/10/2000 Minggu,
1/10/2000 Minggu,
1/10/2000
| |||||||||||||
©2000, AcehCenter.s5.Com Pusat Informasi dan Kampanye untuk Aceh |